Sumbawa Barat – Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), minta Perusahaan Umum Daerah (Perumda) untuk dapat menjadi mitra dinas. Guna mengatasi persoalan yang dihadapi mitra dinas dalam upaya penanggulangan dan pengamanan harga dasar gabah pada musim tanam tahun ini yang rata -rata mengalami kesulitan dalam hal pemasaran.
“Kami berharap kepada Perumda untuk ikut terlibat menjadi mitra dinas dalam penanggulangan dan penanganan harga dasar gabah tahun ini”. ungkap Ir. Muhammad saleh. MSI kepada wartawan disela kunjungannya keberapa lokasi usaha mitra dinas kamis (31/3) siang tadi.
Dikatakan Muhammad Saleh, pihaknya, sebagai Organosasi Perangkat Daerah (OPD) yang di tunjuk mengelola dana pengamanan dan pengendalian harga dasar gabah petani sesuai dengan standar Harga Pembelian Pemerintah (HPP) menyebutkan, kalau kondisi tersebut akan menjadi bagian dari tugas yang harus dapat segera diatasi.
“Berdasarkan hasil pemantauan kami dalam penyerapan harga gabah oleh mitra dinas saat ini, rata-rata, keterbatasan dalam hal pemasaran, sementara jumlah produksi makin meningkat akibatnya terjadi penumpukan hasil pengolahan”. terang Muhammad Saleh.
Untuk itu, lanjut Muhammad Saleh kalau kondisi ini, nyaris semua tempat di NTB harga gabah tingkat petani anjlok pembelian berada dibawah HPP karena kurangnya penyerapan dari bulog dan pengusaha yang datang dari luar daerah.
“Disinilah peran perumda sebagai pengganti bulog dalam mencari potensi pasar dalam penyerapan hasil pengolahan mitra dinas yang ada saat ini”. harap M. saleh
Disebutkannya, kalau salah satu solusi dalam mengatasi persoalan ini, Perumda bisa membangun komunikasi dan bermitra dengan mendorong PT. AMNT, ASN dan Pegawai Vertikal dan swasta lainya sebagai obyek dalam penyaluran beras petani KSB, agar pangsa pasar dari pengelolaan dana ini dapat lebih maksimal.
Disamping itu dirinya juga menyebutkan, kalau pihak Bulog saat ini belum dapat diharapkan karena hal yang sama terjadi pada perusahaan plat merah tersebut.
“Saya telah berkordinasi dengan perum Bulog Sumbawa, kondisi bulog saat ini, juga mengalami hal yang sama karena masi banyak stok beras yang belum tersalurkan”. kata M. Saleh.
Sementara itu, Direktur UD. Lang Pasir Eddy, mengaku kecewa dengan aturan baru bulog dalam penyerapan hasil produksinya yang beda dengan tahun sebelumnya.
“Bulog mau menyerap beras dari kami dengan catatan kami mengambil beras bulog 10 persen, ini sangat lucu sementara kami memproduksi beras lantas kami mau jualnya kemana”.sebut Eddy saat menerima kunjungan satgas pengamanan dan ketahanan pangan KSB siang tadi di gudangnya desa Sapugara Bree Kecamatan Brang Rea.(KR)
Komentar
1 komentar