Fenomena Pembangunan dengan hasil tidak maksimal dan terkesan dengan istilah Proyek asal Jadi, asal Jadi Proyek adalah masalah klasik, kerap kali terjadi yang dilakukan baik Pemerintah maupun pihak Swasta, sebagai eksekutor yang melaksanakan pembangunan dan tanggung jawab sosial masyarakat.
Dalam catatan kami ada banyak sekali fakta ditemukan dalam istilah ini, baik itu proyek dan program besar maupun yang kecil, fisik maupun pemberdayaan, dilakukan Pemerintah maupun perusahaan Swasta seperti Amman Mineral Nusa Tenggara.
Sebut saja contohnya, Pasar Brang Ene dan Brang Rea, kemudian pengembangan fasilitas Pariwisata, serta berbagai program pelatihan yang tidak ada muaranya. (Anda juga pasti punya catatan soal ini)
Kalau kita sebut satu persatu tidak cukup disini, Kabupaten Sumbawa Barat yang jumlah penduduknya tidak jauh lebih banyak atau sebanding dengan jumlah penduduk Kecamatan Masbagik di Kabupaten Lombok Timur atau jumlah penduduk yang sangat kecil untuk kelas Kabupaten, tidak semestinya mengerjakan hal hal mubasir, masyarakat sudah mestinya sejahtera sesuai bidangnya.
Masalahnya, kesungguhan komitmen dan pelibatan mereka yang *ahli di bidangnya* dalam perencanaan menentukan proyek dan program ini yang sekiranya menjadi poin penting.
Selain itu mengawal proses dari hulur ke hilir hingga menjadi apa yang diharapkan juga harus konsisten dilaksanakan pihak terkait.
Unsur politik dalam pelibatan SDM dalam setiap program kerja yang ada termasuk tujuan dilaksanakannya setiap pembangunan khususnya oleh Pemerintah masih mendominasi kebijakan yang ada, ini haruslah dikikis dalam rangka membangun ekonomi masyarakat secara utuh.
Sukses sebuah daerah adalah akumulasi sukses setiap Individu, sukses ekonomi daerah adalah akumulasi sukses pengusaha yang ada didalamnya.
Pemerintah dan Swasta yang ada yang memiliki tanggung jawab sosial, mesti punya data SDM yang ada plus apa saja prioritas pembangunan yang mesti dilakukan yang memenuhi unsur keadilan dan pemanfaatan yang berkelanjutan, kolaborasi antara Pemerintah, Individu dan kelompok masyarakat yang memiliki visi dan nilai tambah yg sama dalam rangka wujudkan perubahan harus terus digalakkan, hentikan sekat semua bersatu, dan diberikan ruang partisipasi aktif wujudkan pembangunan berkelanjutan.
Dan paling penting SDM dan kelompok masyarakat yang ada juga perlu peningkatan Kapasitas , jangan berhenti dibekali nilai tambah sesuai tantangan jaman agar mampu bersaing akan tetapi diantar sampai benar benar mandiri.Wallahualam.
Catatan Ringan :
Indra Irawan LM,S.Kom (Founder KMC Media Group dan Ketua Kamutar Telu Indonesia)
Komentar
Komentar ditutup.