Sumbawa Barat – Merokok dapat menyebabkan kanker dan berbagai penyakit berbahaya lainnya, demikian peringatan pemerintah bahkan peringatan ini tertera dalam berbagai kemasan rokok.
Pentingnya menjaga kesehatan akibat pengaruh negative yang ditimbulkan rokok tersebut, Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat melalui Dinas Kesehatan kembali mengingatkan dampak buruk yang disebabkan rokok tersebut.
Menurut Kepala Dinas Kesehatan, H. Tuwuh, S.E sebaliknya dampak positif akan dirasakan apabila berhenti atau tidak merokok, selain dampak kesehatan tubuh lebih sehat dan bugar juga akan mampu menekan pengeluaran, serta dapat memperbaiki kehidupan sex lebih baik dari sebelumnya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Maret 2019 mencatat, pengeluaran untuk rokok dan tembakau menempati urutan kedua terbesar pada kelompok setelah makanan dan minuman, jadi tercatat pengeluaran untuk rokok dan tembakau 2,2 kali lebih besar dari pengeluaran untuk susu dan telur.
“Bisa kita hitung pengeluaran untuk sebungkus rokok sehari sekitar Rp 15.000 sampai Rp 20.000, yakni setara dengan 1 kg telur atau ½ kg daging ayam,” ujar H.Tuwuh.
Menurutnya, apa yang disampaikan ini adalah realita, karena itu pihaknya teruss mengajak para perokok untuk berhenti dari kebiasaan buruk ini.
Diterangkan H.Tuwuh, tentang bahaya rokok berdasarkan kenyataan yang ada, rokok mengandung ratusan racun yang berbahaya bagi seluruh
tubuh. Banyak penelitian yang telah membuktikan bahwa merokok dapat menyebabkan penyakit jantung, paru-paru, stroke, hingga osteoporosis.
Rokok juga dijelaskannya, dapat berdampak buruk pada paru-paru yang berfungsi vital untuk bernapas serta merokok juga dapat mengubah cara fungsi otak karena adanya zat-zat tertentu, seperti nikotin, zat kimia yang menyebabkan seseorang kecanduan merokok.
” Sebelum tubuh kita rusak akibat rokok, ayo kita berhenti dari kebiasaan buruk ini”. ujar Tuwuh
Kendati demikian H. Tuwuh juga menyebutkan bahwa berusaha terlepas dari nikotin yang terkandung dalam rokok dapat meningkatkan perasaan stres dalam diri perokok itu sendiri. Namun menurutnya ketika perokok tersebut memutuskan untuk benar-benar berhenti merokok, tingkat stres kemungkinan besar akan menurun.
“Nikotin tersebut bersifat sementara dan akan berubah menjadi perasaan candu. Oleh karena itu, terlepas dari stres dan gangguan mental lainnya”. demikian jelas H.Tuwuh. (*)
Dipersembahkan oleh : Promkes Dinas Kesehatan Sumbawa Barat
Komentar
Komentar ditutup.