oleh

Penetapan Klub Favorit Copa KSB Dinilai Kontroversi

KMCNews, Sumbawa Barat – Copa KSB 2018 telah berakhir, Sabtu (20/10) dan ditutup secara resmi oleh Bupati Sumbawa Barat yang sekaligus sebagai Ketua Umum Askab PSSI KSB, Dr.H.W Musyafirin,MM.

Kompetisi antar Klub Sepakbola se KSB dan ditambah sejumlah Klub asal Sumbawa tersebut, menyisakan sedikit problem dan pertanyaan publik, dimana penetapan Peta FC sebagai Klub Favorit dalam Kompetisi yang baru pertama digelar menuai Kontroversi.

Panitia dituding melakukan kesalahan, sebab Peta FC dalam sekali pertandingan saat menghadapi PS Giat Utan di babak 16 besar pernah melakukan keributan, dimana official dan sejumlah pemainnya sempat masuk kedalam lapangan akibat sedikit adanya kericuhan antara pemain kedua kesebelasan didalam lapangan.

Akibat hal tersebut, panitia mendapat protes keras dari sejumlah manager Klub, bahkan diantaranya ada yang mendesak agar penetapan Peta FC sebagai Klub Favorit ditarik kembali.

Meski demikian, tak sedikit pula yang mendukung keputusan Panitia, menurut mereka langkah penetapan Peta FC dinilai sudah tepat, dan tidak mungkin dicabut apa yang sudah menjadi keputusan.

Menjawab masalah yang terutama menjadi bahan perdebatan dikalangan sejumlah Manager Klub, Ketua Panitia Copa KSB, Firman Yogi Dinata menegaskan, jika pemilihan status pemain terbaik, kiper terbaik dan termasuk Klub Favorit sudah ada indikator-indikator yang ditentukan pihak panitia.

” Khusus Klub Favorit ada sembilan indikator, diantaranya Klub tertib administrasi, Suporter kreatif dan tidak rusuh, Media Socialnya aktif, pemain dan official Fair Play didalam dan luar lapangan, dan mulai dinilai dari babak 8 besar” jelasnya.

Terkait penilaian Peta FC yang officialnya sempat masuk kedalam lapangan, panitia menurut Firman telah melakukan penilaian dan investigasi, bahwa memang benar ada sedikit keributan pemain kedua tim yang bertanding, namun official Peta FC yang masuk ke dalam lapangan justru ingin melerai dan memanggil pemainnya yang berulah.

” Buktinya tak ada kericuhan lagi, bahkan official dan pemain Peta FC melakukan permohonan maaf berulang kali kepada tim lawan, inikah sebuah itikad baik dan nilai positif kecuali mereka yang masuk ke lapangan itu malah memperkeruh keadaan, sikap mereka ini justru membantu panitia dan keamanan,” kata Firman.

Selain itu, penilaian lainnya terhadap Peta FC sesuai beberapa indikator tadi, misalnya informasi event Copa melalui Medsosnya aktif, memiliki suporter yang kreatif dengan atribut bendera, administrasi rapi dan beberapa indikator lainnya.

” Saya kira semua terbuka penonton bisa melihat itu semua, dan akumulasi dari beberapa indikator itu sulit bagi kami untuk tidak konsisten memberikan penilaian bahwa memang banyak indikator Peta FC unggul,” pungkas Firman.

Adapun hasil akhir dari COPA KSB 2018, yakni PS Kuang berhasil keluar sebagai juara setelah dibabak final yang disaksikan Bupati dan Wakil Bupati KSB Fud Syaifuddin,ST, Ketua Koni KSB H. Zaidul Bahri,SH, Exco Asprov PSSI NTB,Manurung,S.Pd dan Ketua Harian Askab PSSI KSB,Masadi SE, dan ribuan penoton yang hadir di stadion Gibraltar Pondok Pesantren Al-Ikhlas Taliwang, Indra Trisukmana dkk sukses mengalahkan Persisam Sampir dengan skor 1-0, gol semata wayang PS Kuang dicetak Anang Hafizul dimenit ke 57.

Sedangkan untuk juara 3 bersama masing – masing diraih Goa FC dan Laskar Mandiri FC.Adapun untuk kategori pemain terbaik panitia menjatuhkan pilihan pada Irwansyah (PS Kuang), Kiper terbaik Nasrullah (Goa FC) dan Top skor diraih Iwan dari Berchadita FC.(K-I)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 komentar

  1. Ping-balik: blote tieten