KMCNews, Sumbawa Barat – Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat diharapkan lebih intens melihat kondisi warga pasca gempa Agustus lalu, Di Kecamatan Brang Rea khususnya di Dusun Sepakat Desa Tepas Sepakat misalnya korban yang rumahnya tercatat dalam data kategori rusak berat, sejauh ini merasa cukup bersabar dengan kondisi yang ada.
Pantauan KMCNews, Minggu (1/12) dilokasi yang tergolong paling parah, sebagian warga mengaku harus pasrah menerima keadaan dimana rumahnya sudah roboh namun belum terurus dan hanya bertahan dengan susah payah menahan panas dan hujan dengan sisa bantuan terpal yang ada, namun ada juga sebagian warga lainnya memaksakan diri membangun kembali rumahnya dengan kemampuan seadanya meski sebagiannya harus berhutang.
“ Ya bisa dilihat sendiri bagaimana kami bertahan terutama musim hujan seperti ini,saya kemarin memaksakan diri ngutang spandek meski tanpa ada jaminan dari siapapun, untuk mencari nafkah pun susah dengan kondisi meninggalkan rumah begini,” keluh salah seorang Bapak paruh baya yang enggan namanya diberitakan, kepada KMCNews dikediamannya yang nampak dibangun seadanya.
Salah seorang Ibu rumah tangga warga setempat lainnya, yang kini bertahan didalam puing-puing rumahnya mengaku, pasrah dan hanya bisa bersabar, nampak terpal yang digunakan untuk menahan panas dan hujan kelihatan mulai lusuh dan sebagian diantaranya robek-robek.
“ Itu terpal yang sudah robek saya dapat dari mungut sisa terpal yang dibuang dan tidak digunakan di Sekolah sebelah, bantuan yang ada sebelumnya sih memang ada satu saya gunakan untuk menutup agar bisa berlindung sebagai tempat tidur, ya bisa dilihat sendiri sudah seperti apa kondisinya, mau bagaimana lagi kami hanya bisa bersabar dan pasrah menunggu adanya bantuan lagi,”ketus Ibu ini, yang enggan dipublis namanya, juga kepada KMCNews.
Secara terpisah, sejumlah Bapak paruh baya yang ditemui KMCNews di Dusun yang sama mengaku kondisi yang dirasakan hampir sama, mereka berharap segera ada kejelasan kapan waktu yang tepat turunnya bantuan perbaikan rumah mereka.
“ Jujur kepastian waktu yang sangat kami harapkan, kapan sehingga kami bisa antisipasi, selama ini kami memang sudah ikut sosialisasi tiga kali tapi isinya itu- itu saja katanya kami dapat bantuan tahap III, tapi itu kapan sementara disini kami serba susah, ditambah tak ada satupun pihak yang datang melihat kondisi kami secara langsung, paling ketemunya dipertemuan pertemuan yang ada,”ujar salah satu Bapak yang juga enggan namanya ditulis, sembari diamini rekannya yang lain.
Sebagian warga setempat berdasarkan pengakuannya kepada KMCNews mengaku, sangat menyesal rumahnya dirobohkan secara keseluruhan terutama dengan alat berat, sementara sejauh ini tidak ada kejelasan kapan waktu dibangun kembali sesuai janji.
Material yang diharapkan dapat digunakan lagi nyatanya sebagian besar tidak berguna lagi akibat rumah dibersihkan dengan alat berat tersebut.
“Kalau tau akan lama begini kami nyesal rumah dirobohkan dengan alat berat, sayang materialnya,”keluh warga tadi.
Masih dari cerita dan harapan warga setempat, bantuan yang turun selama ini sembari menunggu kepastian pembangunan rumah mereka dirasakan sangat-sangat minim.
Mereka berharap kalaupun bantuan pembangunan rumah belum jelas waktunya kapan, tapi paling tidak bantuan seperti terpal lebih dioptimalkan seperti sedia kala.Bahkan sejumlah warga ada yang mengaku jika bantuan yang turun seperti beberapa hari terakhir dirasakan tidak merata dan hanya diterima oleh sebagian sementara yang kondisinya sangat membutuhkan tidak dapat.
“ Bantuan seperti terpal harusnya diturunkan langsung kesasaran,terutama yang benar benar butuh, ini bantuan terpal yang datang kemarin kami hanya lihat dalam mobil satu karung dibagikan gak tahu isinya berapa, ya intinya kami berharap Pemerintah turun langsung kelapangan dan kami tunggu, sembari kami dengar langsung informasi terbaru,”harap warga tadi.
Sementara itu secara terpisah, Koordinator lapangan tim rehabilitasi dan rekonstruksi rumah korban gempa KSB untuk Kecamatan Brang Rea, Syamsuryadi yang dihubungi KMCNews melalui telpon selulernya mengaku, pihaknya tengah melakukan pembangunan rumah korban gempa tahap I sesuai data yang ada, khusus Kecamatan Brang Rea menurutnya, saat ini untuk tahap pertama focus di Desa Beru menyelesaikan 10 unit rumah rusak berat dan juga sebagian untuk rumah rusak sedang dan ringan.
“ Untuk tahap Pertama ini kami perkirakan Desember sudah selesai, selanjutnya kita akan kerjakan tahap Kedua dan seterusnya, memang khusus untuk Desa Tepas Sepakat masuk dalam tahap ketiga,”katanya.
Namun demikian menurut Syamsuryadi, meski saat ini masih dalam pengerjaan rumah tahap pertama, ada beberapa rumah yang terdata di tahap kedua sedang dikerjakan karena ada bantuan dari sejumlah dermawan untuk membantu membiayai terlebih dahulu.
“ Harapan kami juga begitu ada dermawan lainnya juga turut membantu pembiayaan awal termasuk yang terdata tahap ketiga, mengenai kapan bantuan turun untuk tahap kedua dan ketiga itu silahkan ditanyakan ke BPBD setempat karena ini ada mekanisme penganggaran, ”jelasnya.
Menyinggung pertanyaan Media ini, kenapa tidak fokus bantuan seluruhnya diarahkan untuk tahap pertama bagi yang mengalami rusak berat, Syamsuryadi mengaku sudah ada mekanismenya yang diatur, dan dipilihnya sejumlah wilayah untuk tahap pertama berdasarkan data yang ada.
“Jadi kita bekerja sesuai mekanisme dan data yang ada, sehingga bisa menentukan mana tahapan yang harus dikerjakan terlebih dahulu,”pungkasnya.
Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat sendiri berupaya menyelesaikan masalah korban gempa dengan mengharapkan segera turunya bantuan Pemerintah Pusat terutama dalam hal pembiayaan, bahkan Presiden RI Joko Widodo pun menyambut harapan Pemerintah setempat dengan dibuktikan kehadirannya di KSB menyaksikan danpak gempa terutama di Kecamatan Seteluk.
Berdasarkan laporan Pemerintah KSB, seperti dilansir media sebelumnya berdasarkan data Kecamatan yang paling parah terdampak Gempa yakni Kecamatan Seteluk, Poto Tano, Brang Rea dan sejumlah Desa di Kecamatan Taliwang seperti Desa Lamunga.(K-1)
Komentar