oleh

Pembangunan Smelter Diduga Jadi Kedok AMNT Dalam Membangun Citra Perusahaan di Jakarta

Sumbawa Barat – Perusahaan tambang emas dan tembaga Batu Hijau Sumbawa Barat – NTB, yang dikelolah PT. Amman Mineral Nusa Tenggara dituding menggunakan isu Smelter sebagai alat membangun citra perusahaan.

Tidak hanya itu, Perusahaan tambang terbesar nomer 2 di Indonesia ini, diduga pula sedang mencari perhatian dan berusaha mendapatkan sokongan dana segar dari investor nasional maupun internasional

Pemerhati muda KSB Firman Jawas dalam pres releasenya  menyebutkan, bahwa Smelter dan Covid-19 dituding sebagai kedok perusahaan untuk membangun wajah positif di Jakarta terutama kepada Pemerintah pusat untuk mendapatkan insentif, keringanan pajak dan non pajak bahkan kemudahan perpanjangan izin eksport konsetrat.

“Saya mengerti betul arah dari company branding yang dibangun oleh managemen perusahaan untuk menutupi kelemahan serta mengkonstruksi persepsi publik dan dunia investasi terhadap mereka,” tandas Firman.

Firman menambahkan dimulai dari slogan Legasy of best, Pemutusan rantai penularan Covid19 sampai dengan Smelter adalah fakta tersembunyi untuk menutupi isu krusial kejahatan HAM dan pelanggaran lingkungan serta anomali yang mereka lakukan selama ini.

“ Kemudian Sponsori Persija Jakarta serta janji melantai di Initiaty Public Offering (IPO) itu adalah contoh konkrit yang bisa kita tangkap sebagai upaya perusahaan melakukan strategi intersubyektif approach tegas Firman Jawas”.timpal Firman.

Seperti yang diketahui, PT. Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) ini baru jasa merayakan hari jadi ke -5 tahun pada 2 November 2021 dan mencanangkan peningkatan target produksi pada tahun 2022.

Sementara untuk tahapan pembangunan Smelter yang dilaporkan Amman Mineral seperti dilansir beberapa media September lalu bahwa hingga bulan Juli 2021, verifikasi kemajuan pembangunan smelter PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) mencapai 27,56%, sesuai dengan target minimum pembangunan yang telah disetujui oleh Pemerintah. Proyek smelter yang memiliki kapasitas input sebesar 900.000 Tonnes Per Annum (TPA) ditargetkan akan selesai pada tahun 2023.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifi Tasrif dalam kunjungan kerja ke Wilayah Pertambangan Batu Hijau di Kabupaten Sumbawa Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) pada September lalu.

Arifin mengapresiasi upaya PT AMNT meskipun dihadapkan pada tantangan pandemi Covid-19.

“Proyek smelter merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan oleh Pemerintah untuk mendorong hilirisasi. Karena itu kami mengapresiasi upaya PT AMNT dalam kemajuan pembangunan smelter ini,” ujar Arifin dikutip dari keterangan resminya September lalu.(K1)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *