Sumbawa Barat — Pantai Maluk, salah satu destinasi wisata andalan di Kabupaten Sumbawa Barat, kini menghadapi tantangan serius dalam pengelolaannya. Kondisinya belakangan ini terlihat semakin kumuh, dengan sampah yang berserakan, lapak pedagang yang dibangun seadanya, dan minimnya penataan kawasan secara menyeluruh.
Kondisi ini memantik keprihatinan dari Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Pasir Putih, Kamaluddin,S.E yang berharap ada langkah tegas dan konkret dari pemerintah daerah.
“Pantai ini aset wisata masa depan Sumbawa Barat, tapi kalau dibiarkan terus seperti ini, keindahan dan kenyamanannya akan hilang. Kami berharap pemerintah turun tangan secara khusus untuk menata kawasan ini,” tegas Kamaluddin kepada KMC Media Group.
Menurutnya, penataan yang dimaksud bukan hanya soal kebersihan, tetapi juga menyangkut penataan lapak pedagang yang kini tumbuh tidak beraturan. Pokdarwis disebutnya kesulitan mengatur pedagang tanpa adanya regulasi dan dukungan dari pemerintah.
“Kami siap turun bersama, asal ada upaya serius dari pemerintah untuk sama-sama menata Pantai Maluk ini,” ujarnya.
Selain persoalan lapak dan sampah, Kamaluddin juga menyoroti minimnya lampu penerangan di malam hari. Hal ini tidak hanya membuat kawasan menjadi gelap dan tidak nyaman bagi wisatawan, tapi juga menimbulkan potensi kerawanan keamanan.
Sementara itu, terdapat sejumlah tanah di sekitar pantai yang hingga kini masih dikuasai oleh perorangan. Kamaluddin mendorong agar pemerintah mempertimbangkan langkah pembebasan lahan demi penataan kawasan wisata yang lebih terintegrasi.
“Kalau pemerintah serius, tanah-tanah yang dikuasai perorangan ini bisa dibebaskan secara bertahap. Jadi ke depan, penataan bisa lebih menyeluruh, bukan parsial seperti sekarang,” tambahnya.(K1)