Mataram – Ketua DPD Organda NTB Junaidi Kasum, S.Sos meluruskan pernyataan Ketua Komisi IV DPRD NTB, Hamdan Kasim, yang meminta PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) menghentikan operasionalnya sementara akibat kecelakaan bus pekerja tambang di Sumbawa.
Organda menilai pernyataan tersebut keliru dan tidak tepat sasaran.
Menurut JK sapaan akrab Ketua DPD Organda NTB, insiden yang terjadi di jalan lintas Lunyuk bukanlah kecelakaan yang melibatkan langsung karyawan PT AMNT, melainkan pekerja dari subkontraktor PT Minera Nusa Drillindo (MND) dan PT ISS.
Bus yang mengalami kecelakaan juga merupakan kendaraan milik subkontraktor transportasi, bukan bagian dari armada PT AMNT.
“Kalau ada tikus yang makan gabah atau beras di lumbung, jangan lumbungnya yang dibakar, tetapi tikusnya yang dibasmi. Artinya, kalau ada masalah pada armada transportasi, yang harus dievaluasi adalah kendaraan dan pengelolanya, bukan malah menghentikan operasional tambang,” tegas JK Ketua Organda NTB.
JK kemudian menegaskan bahwa langkah yang lebih tepat adalah melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kelayakan kendaraan yang digunakan oleh subkontraktor.
Ia menyebutkan bahwa informasi yang diperolehnya sementara jika bus yang mengalami kecelakaan adalah keluaran tahun 2008, yang seharusnya sudah tidak layak beroperasi.
Jika kendaraan tersebut memang sudah tidak memenuhi standar, menurut JK, maka subkontraktor harus memastikan penggunaan armada yang lebih baru dan layak, minimal produksi tahun 2016-2020.
Oleh karena itu, ia meminta agar PT AMNT dan para subkontraktor bekerja sama dengan Organda dan Dinas Perhubungan untuk memastikan kendaraan yang digunakan telah memenuhi standar keselamatan sebelum dioperasikan.
Agar tidak terjadi kesimpangsiuran informasi dan bias pemberitaan, Organda NTB menyarankan agar Komisi IV DPRD NTB terlebih dahulu mengundang semua stakeholder terkait untuk duduk bersama dan mencari solusi terbaik.
“Jika ingin membahas masalah transportasi, pihak yang harus dipanggil adalah Dinas Perhubungan sebagai eksekutor izin kendaraan, Organda sebagai organisasi transportasi, serta PT AMNT sebagai perusahaan yang bermitra dengan subkontraktor. Setelah semua informasi jelas, barulah bisa diambil keputusan yang bijak,” jelasnya.
Menurutnya, kecelakaan ini menunjukkan perlunya koordinasi yang lebih baik antara perusahaan tambang, subkontraktor, dan pemerintah dalam memastikan keselamatan pekerja. Dengan adanya koordinasi yang lebih ketat dan regulasi yang jelas, insiden serupa bisa dicegah di masa depan.
“Saya harap ke depan, Organda bisa lebih dilibatkan dalam pengawasan transportasi pekerja tambang. Jangan sampai insiden seperti ini terjadi lagi hanya karena kelalaian dalam pemilihan kendaraan,” tutupnya.
Seperti diberitakan media sebelumnya, Ketua Komisi IV DPRD NTB, Hamdan Kasim, mendesak PT AMNT untuk menghentikan sementara seluruh aktivitas operasionalnya, khususnya di wilayah Dodo Rinti, Kecamatan Moyo Hulu, Kabupaten Sumbawa, pasca-kecelakaan yang menewaskan dua pekerja tambang pada Rabu (5/3/2025).
Hamdan Kasim menilai PT AMNT harus segera mengaudit kelayakan transportasi yang digunakan para pekerja.
“Kalau sudah seperti ini, menurut saya harusnya PT AMNT ini tutup sementara, biar ada waktu untuk mengaudit semua armada yang mereka miliki. Apabila tidak layak operasi, ya tidak usah dioperasikan,” tegasnya.
Adapun kronologi kecelakaan, Bus yang mengalami kecelakaan merupakan kendaraan Mitsubishi Bus Andika warna biru dengan nomor polisi EA 7517 E yang dikemudikan oleh SF.
Bus tersebut membawa sekitar 29 pekerja tambang yang merupakan karyawan PT MND dan PT ISS.
Insiden terjadi sekitar pukul 14.30 WITA di jalan raya umum dekat Desa Perung, Kecamatan Lunyuk, Kabupaten Sumbawa. Bus yang melaju dari Sumbawa menuju kawasan tambang Dodo Rinti mengalami kecelakaan tunggal yang mengakibatkan dua pekerja meninggal di tempat, sementara puluhan lainnya mengalami luka berat dan ringan.
Bus tersebut digunakan untuk mengangkut pekerja subkontraktor yang akan melakukan pergantian kru setelah menjalani hari libur mereka.
Namun, dalam perjalanannya, bus mengalami kecelakaan hingga menyebabkan korban jiwa dan luka-luka.
Peristiwa ini masih dalam penyelidikan pihak kepolisian untuk memastikan penyebab utama kecelakaan, termasuk faktor kelayakan kendaraan dan kondisi jalan.
Sementara pihak PT AMNT menanggapi insiden tersebut menyampaikan belasungkawa atas kecelakaan yang menewaskan dua pekerja dari PT MND dan PT ISS.
“Kami dari manajemen PT AMNT menyampaikan belasungkawa yang mendalam atas berpulangnya dua rekan kami dari PT Minera Nusa Drillindo (MND) dan PT ISS akibat kecelakaan lalu lintas pada Rabu, 5 Maret 2025,” kata Kepala Teknik Tambang PT AMNT, Wudi Raharjo seperti dilansir media.
PT AMNT segera mengirimkan tim medis untuk membantu PT MND dan PT ISS dalam menangani para korban. Hingga malam kemarin, terkonfirmasi bahwa dua orang meninggal, lima orang mengalami luka berat dan tengah menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Sumbawa, sementara 19 orang lainnya mengalami luka ringan dan secara bertahap telah dipulangkan.
Wudi menegaskan bahwa PT AMNT tetap berkoordinasi dengan manajemen PT MND dan PT ISS untuk memastikan seluruh langkah penanganan dilakukan dengan penuh tanggung jawab dan sesuai prosedur yang berlaku.
“Keselamatan dan kesejahteraan seluruh karyawan serta mitra bisnis selalu menjadi prioritas utama kami,” jelasnya.
Kejadian ini, tambahnya, menjadi pengingat bagi perusahaan untuk terus meningkatkan upaya pencegahan kecelakaan di mana pun berada.(K1)