KMCNews, Jakarta – Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati berharap dirinya segera diganti dari kepengurusan partai.
Hal tersebut diungkapkan Megawati saat memberikan sambutan dalam sekolah calon anggota legislatif (Caleg) PDI Perjuangan Angkatan III di kantor DPP PDI Perjuangan, Jakarta Pusat, Kamis (15/11/2018).
Melihat kemungkinan-kemungkinan pengganti Megawati, Hendri Satrio selaku pengamat politik memberikan analisa nya soal calon pengganti Megawati.
Hendri mengatakan, calon pengganti Megawati bisa berasal dari Trah Sukarno maupun berasal dari luar Trah Sukarno.
Ada dua nama yang menguat dari luar trah Soekarno, yakni Budi Gunawan dan Joko Widodo (Jokowi).
“Dari luar trah Soekarno ada beberapa nama yang menguat, misalnya sosok Budi Gunawan, atau Presiden Jokowi,” ujar Hendri yang dikutip dari tayangan Kabar Petang, tv One, Kamis (22/11/2018).
Sementara dari trah Sukarno, beberapa nama dianalisa menguat.
“Kemudian kalau dari dalam trah Sukarno ada tiga nama sebetulnya yang siap menggantikan Megawati yang pertama adalah Rizki Pratama, anak pertama Megawati yang memang belum pernah ditampilkan sebagai sosok politisi oleh Megawati, bahkan bisa dikatakan dia sama sekali belum pernah tampil di panggung politik” ujar pengamat politik tersebut.
“Kemudian yang kedua sosok Prananda Prabowo yang sudah berkali-kali sudah ditampilkan oleh Megawati. Bahkan waktu Kongres di Bali pun tangannya sama-sama diangkat oleh nama ketiga Puan Maharani,” ujarnya.
Sementara nama lainnya yakni Guruh Sukarno Putra dan keponakan Megawati, Puti Guntur Sukarno.
“Satu nama lagi yang masuk ke kancah percaturan pengganti Megawati yaitu Guruh Sukarnoputra adik Megawati atau keponakan Megawati, Puti Guntur, kemudian dua nama ini kemungkinan besar kurang papuler,” ujarnya.
Namun, dari nama-nama yang disebutkan, Hendri beranggapan kemungkinan pengganti Megawati masih berasal dari trah Sukarno.
“Dari nama-nama yang saya sebutkan tadi kemungkinan secara politik akan tetap berada dalam trah Sukarno,” ujarnya.
Sebelumnya, pernyataan untuk minta diganti tersebut diucapkan bersamaan dengan pernyataannya menjadi ketua umum partai terlama.
“Dulu waktu masa muda saya, saya sendiri tidak menyangka akan jadi seorang yang sekarang disebut menjadi bagian dari tokoh nasional, disebut presiden kelima,” ujar Megawati.
“Padahal saya sudah sekian lama berharap diganti, karena umur saya yang sudah plus 17,” tambahnya.
Kendati demikian, meski usianya sudah 71 tahun, ia justru mendapat tugas baru.
“Tapi hari ini pun malah ditambahi tugas untuk Badan Pembinaan Ideologi Pancasila. Kenapa ya? Kan itu pertanyaannya,” tandasnya yang dikutip dari Tribunnews.
Sementara itu, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menyebut bahwa di usia 71 tahun dan masih menjabat Ketua Umum PDIP, Megawati menunjukkan bahwa sosoknya sangat kokoh dalam hal kepemimpinan.
“Saya lihat masih banyak mimpi Bu Mega terhadap PDIP, bangsa, dan negara, itulah yang kemudian tugas kami untuk menjabarkan,” kata Hasto dalam acara yang sama.
Dikatakan Hasto, sosok Megawati merupakan sosok yang tegas dalam hal memimpin organisasi.
“Ketika kongres menghendaki beliau untuk memimpin, itu bagian dari dedikasi bagi partai dan negara,” pungkasnya.(*/K D)
Komentar
Komentar ditutup.