oleh

Kyai Syamsul Ismain Digadang Tampil di Pilkada KSB, Begini Responnya

KMCNews, – Nama Pimpinan Pondok Pesantren Himmatul Ummah Desa Sapugara Bree, KH. Syamsul Ismain, Lc belakangan mencuat dibursa bakal Calon Bupati Sumbawa Barat 2020.

Menanggapi hal ini, Kyai murah senyum ini mengaku tidak menampik hal tersebut, karena faktanya sekelompok masyarakat baik dari kalangan tokoh agama, dan tokoh masyarakat dari berbagai Kecamatan yang ada di KSB mendatanginya dan mendorong untuk tampil dalam konstestasi Pilkada mendatang.

” Saya sendiri melihat animo masyarakat, dan jamaah jamaah itu ada yang datang ke Pondok, masyarakat itu hatinya yang tergerak bukan karena dirinya karena kekuasaan itu kan milik Allah, tentu ketika Allah menggerakkan hatinya maka kita sambut gerakan itu, entah apapun hasilnya nanti ya kita respon baik, ” ujar KH. Syamsul Ismain, LC, kepada KMCNews dikediamannya, Senin (12/8/19).

Menurut Kyai alumni Mesir ini, Pilkada menjadi perhatian menarik semua kalangan baik kalangan elit sampai masyarakat kecil, apalagi jaman sekarang menurutnya masyarakat melek media.

Ia menyampaikan, semua orang-orang yang punya potensi harus berani untuk menyampaikan apa sesungguhnya yang dia inginkan di Kabupaten ini, karena tidak ada manusia yang sempurna dan setiap orang punya kelebihan pikiran kemudian kelebihan keinginan, oleh karenanya jangan sampai kemampuan berpikir kemudian potensi yang ada itu menjadi terkekang,

“ Maka berikanlah kesempatan sehingga nanti masyarakat ataupun partai politik, dia bisa memberikan semacam pilihan sesuai dengan kompetensinya masing-masing, baik dari berbagai Kecamatan yang ada harus mampu, di satu sisi ini akan memacu pemerintah untuk berinovasi dan berkreasi, karena kalau tidak ada yang berani tampil itu maka kita stagnan, harus ada yang bisa memancing supaya KSB ini terus bergerak, karena kita tidak boleh merasa puas terutama dalam pembangunan karena dalam politik itu kan terus berinovasi, terus berpikir, ”tambahnya.

Menurut pandangan Kyai Syamsul lagi, tokoh-tokoh di Sumbawa Barat ini sangat banyak walaupun diakui pemerintahan yang ada saat ini sangat bagus, tapi tidak menutup kemungkinan ada yang tampil karena setiap orang dari pengalamannya dari apa yang dilihat di lapangan memiliki ide dan gagasan yang berbeda, karenanya ketika ada nama-nama tokoh tokoh di masyarakat bermunculan, baik dimunculkan oleh kelompok atau sekelompok orang maka itu lumrah saja.

“ Tinggal nanti tokoh-tokoh ini harus betul-betul punya komitmen dia melangkah itu bukan untuk saling menjatuhkan, tetapi melangkah untuk membawa perubahan, artinya bukan tarung yang negatif tapi dia harus mampu bertarung yang positif , seperti tarung gagasan tarung pemikiran kemudian tarung visi misi, dan ini bukan hanya di debat kandidat saat menjadi calon tapi harus berani tampil diawal,”ungkapnya.

Di era sekarang menurut Kyai Syamsul, tidak seperti dulu kalau ada orang berkeinginan itu, dalam hadistnya jangan berikan jabatan kepada orang yang meminta jabatan, sementara dunia sekarang ini menurutnya orang tidak tahu isi hatinya, kalau dulu rata-rata yang disodorkan itu orang yang high kelas sehingga mereka saling percaya, sebaliknya sekarang ini siapa yang menang opini karenanya dia harus mampu tampil.

Dukungan Masyarakat Terhadap Kyai Syamsul Ismain Mengalir

Dalam Islam menurut Kyai Syamsul lagi, jabatan itu ada dua menginginkan jabatan namun tidak punya kompetensi, artinya dengan tujuan hanya untuk ketamakan dunianya maka itu yang dilarang. Kemudian ada juga jabatan itu harus direbut seperti jaman Nabi Yusuf dengan melihat situasi dan kondisi yang ada, sehingga dapat berperan memberikan solusi terhadap masalah yang ada.

“Maka itulah salah satu dari ijtihad ulama itu mengatakan meminta jabatan, merebut jabatan itu kalau dia berkompetensi, kemudian berkapasitas bagus maka dia harus diambil, tidak bisa hanya menunggu bola, jadi saya rasa itu yang harus dipahami pemahaman maksud Syariah dari Islam, nah sekarang itukan yang digembar-gemborkan bahwa orang yang meminta jabatan itu dianggap dia rakus dan tamak akan tetapi dalam Islam itu, ada saatnya jabatan itu harus direbut ada saatnya dia harus diistirahatkan sesuai situasi, kalau sekiranya dilihat bahwa di sana ada mudharat yang lebih besar, maka posisi strategis itu harus direbut tapi kalau disana sekiranya sudah di atas 80% baiknya maka silahkan dilanjutkan,”jelasnya.

Menyinggung kondisi KSB hari ini, menurut Kyai Syamsul semua pemerintahan tidak ada yang sempurna, tentu ada kritik baik kritik yang objektif maupun subjektif .

Ditegaskan Kyai Syamsul, saat ini di KSB banyak yang berpotensi tapi karena untuk maju menggunakan tiket Partai jadi banyak yang takut-takut berani, sementara sesungguhnya dalam islam itu menurut Kyai, jangan lihat sukses dan tidaknya dulu tapi keberanian menampilkan diri sesuai kompetensi, karena kempimpinan menurutnya akan terus bergulir bukan hanya lima tahun, maka perlu ide dan saran serta tindakan yang nyata dan berkelanjutan baik dari Bupati pertama, kedua dan ini terus berproses, kalau yang baik terus diperbaiki menjadi lebih baik dan yang kurang disempurnakan.

Kembali, terkait dirinya yang disodorkan sejumlah komponen masyarakat untuk tampil, menurut Kyai Syamsul Ismain masyarakat yang datang tidak menentukan apakah akan melawan petahana atau berkoalisi dengan petahana, tetapi mereka menginginkan dirinya bisa ikut dalam kontestasi dan berkontribusi di Kabupaten ini, dalam artiannya tampil yang harus digaris bawahi tidak dalam bentuk pertandingan tetapi melihat kompetisi Pilkada dalam bentuk perlombaan.

“ Masyarakat yang datang ini sifatnya normatif , mereka datang tidak dengan mengusul bergandengan atau satu paket dengan lainnya, mereka ingin kami tampil pokoknya bisa ngambil bagian sehingga mereka merasa ada pilihan begitu, kalau saya melihat respon masyarakat ya kita juga tidak mau membusungkan dada, kita juga harus realistis melihat dukungan,” tandasnya.

Kemudian bicara soal Partai Politik, Kyai Syamsul mengaku memang belum ada yang datang, namum Partai ini menurutnya cukup banyak diperkirakan selepas pelantikan dewan baru mulai ada komunikasi politik dengan Partai.

“Masalah Partai ini kami sangat mendengarkan grassroot, karena kalau mereka yang datang ini kan biasanya dari ketulusan hati, kalau kita hanya mendapatkan Partai tetapi menjadi bis kosong tidak ada penumpang kan repot, tapi kalau muatannya sudah ada bisnya yang dicari lebih realistislah,” demikian pungkas KH. Syamsul Ismain.(K-1)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *