oleh

Jalan Rusak Parah, Lumpur Jadi Teman Kami Setiap Hari

KMCNews, Sumbawa – Bercampur cemas, ucapan yang tepat untuk menggambarkan suasana perasaan kala menelusuri jalan menuju sebuah desa bernama Batu Rotok, sebuah nama yang sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat yang ada di Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat(NTB). Namun, nama ini mungkin sedikit terdengar asing jika di dengar oleh orang yang berasal dari luar Sumbawa. Inilah desa yang berada di puncak pegunungan batulanteh, puncak tertinggi di Kabupaten Sumbawa.

Dikutip dari akun Facebook Najibullah Ainun, Sabtu (1/12/2018), Najibullah Ainun berkicau tentang Kondisi jalan ke Desa Baturotok,Lumpur jadi teman kami setiap hari, Semoga ada keajaiban agar suatu saat nanti kami bisa merasakan jalan hotmix.

Dilansir dari Batulanteh.com (12 September 2018). Bupati Sumbawa yakni HM Husni Djibril selalu berjanji akan melanjutkan cita-cita orang tua beliau Alm H. Djibril yaitu untuk merealisasikan infrastruktur jalan menuju Batulanteh. Hal tersebut Itu dilakukan karena melihat potensi alam yang sangat luar biasa ada disana.

Akan tetapi hingga saat ini, selama kurun waktu 2 tahun lebih menjabat sebagai Bupati Sumbawa belum ada komitmen berarti yang dilakukannya terkait pembangunan infrastruktur Batulanteh.

Pemuda Batulanteh dalam hal ini Batulanteh Center (BLC) telah melakukan hearing pada awal oktober lalu dengan agenda terkait komitmen Bupati Sumbawa terhadap realisasi jalan ke Batulanteh. Dalam kesempatan tersebut Bupati sumbawa mengatakan bahwa belum ada tender untuk pengerjaan jalan ke Batulanteh. Terkait jumlah anggaran belum diketahui secara pasti.

Pada 2015 lalu, Pemerintah juga telah menjamin alokasi anggaran setiap tahun Rp 400 juta untuk biaya pemeliharaan jalan. Bahkan,jika akses jalan ke Batulanteh secara keseluruhan belum selesai diperbaiki, satu unit alat berat akan standby di wilayah Kecamatan Batulanteh.

Beragam reaksi pun datang dari sejumlah warga Batulanteh yang geram akan hal ini, warga sudah menaruh harapan penuh kini mulai pesimis dan berjanji akan melakukan aksi besar – besaran jika Pemda tak kunjung mengambil keputusan.

Persoalan tersebut juga pernah diungkap Haji Saat, sapaan akrab mantan Kadis PU Sumbawa, harus dirapatkan untuk mengkaji kebenaran teknisnya dan membedah kondisi lapangan tempat pelaksanaan proyek mulai dari topografi, medan yang sulit, bentuk jalan, dan kelabilan badan jalan serta mobilisasi material.

Pada 2017 lalu, proyek Jalan Punik—Tepal Dua Kali Gagal Tender Sebab pihak provinsi pernah merencanakan hotmix jalan di wilayah tersebut dengan perhitungan biaya Rp 11 milyar untuk satu kilometer. Namun Pemda Sumbawa justru menganggarkan hotmix Rp 2,5 kilometer dari Punik—Tepal sepanjang 28 kilometer.

“sudah pasti tidak ada kontraktor yang berani. Belum lagi waktu pelaksanaan pada Bulan Juni yang sudah memasuki musim hujan di wilayah Batu Lanteh”,tutupnya.(K D)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *