Sumbawa Barat – Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) tengah dilanda cuaca ekstrem dengan hujan lebat dan angin kencang yang berpotensi membahayakan keselamatan warga. Pohon tumbang, banjir, serta tanah longsor menjadi ancaman nyata, terutama di Kota Taliwang dan sekitarnya.
Menanggapi situasi ini, Wakil Ketua DPRD KSB, Merliza Jawas, S.Sos.i., MM, mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan serta meminta pemerintah daerah mempercepat langkah mitigasi bencana.
Ia menegaskan pentingnya perbaikan infrastruktur, penyediaan logistik darurat, serta pendataan berbasis data akurat agar penanganan lebih efektif dan tepat sasaran.
Penyebab dan Dampak Cuaca Ekstrem
Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), cuaca ekstrem ini dipicu oleh Bibit Siklon Tropis Invest 96S di perairan barat Australia, yang menyebabkan perlambatan angin di wilayah Sumbawa dan Lombok. Akibatnya, hujan deras dengan intensitas tinggi berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi, seperti banjir, tanah longsor, dan angin puting beliung.
Merliza mengingatkan masyarakat agar lebih berhati-hati saat beraktivitas di luar rumah.
“Cuaca saat ini tidak menentu. Risiko bencana hidrometeorologi seperti banjir dan longsor sangat tinggi. Masyarakat harus waspada dan mengikuti informasi resmi dari BMKG serta pemerintah daerah,” ujarnya.
Pemda Diminta Percepat Perbaikan Infrastruktur dan Transparansi Data
Dalam upaya mitigasi, Merliza mendesak pemerintah daerah segera melakukan perbaikan saluran irigasi dan drainase untuk mencegah genangan air berlebih yang bisa memperparah banjir. Selain itu, ia menekankan pentingnya kesiapan logistik darurat.
“Perbaikan infrastruktur harus menjadi prioritas. Pemda juga perlu menyiapkan stok bahan pokok seperti makanan instan dan sembako agar distribusi bantuan lebih cepat jika terjadi bencana,” tegasnya.
Tak hanya itu, ia mendorong pemda melakukan pendataan cepat terhadap kerusakan rumah, warung, serta fasilitas umum pascabencana agar bantuan bisa segera disalurkan.
“Pendataan yang cepat dan akurat sangat penting. Jangan sampai masyarakat terlantar hanya karena prosedur birokrasi yang berbelit,” tambahnya.
Merliza juga menekankan bahwa mitigasi bencana harus berbasis data faktual, seperti curah hujan, kecepatan angin, serta kondisi air di Bendungan Bintang Bano. Ia menegaskan agar data ini disajikan secara transparan dan komunikatif melalui kanal resmi pemda serta didukung oleh koordinasi bersama TNI/Polri.
“Mitigasi berbasis informasi akurat akan mengurangi kepanikan masyarakat dan meminimalkan penyebaran hoaks,” ujarnya.
Kolaborasi Lintas Sektor, Kunci Ketahanan Daerah
Merliza menegaskan bahwa penanganan bencana tidak bisa dilakukan sendiri oleh pemerintah, tetapi membutuhkan sinergi dari berbagai pihak, termasuk TNI, Polri, BMKG, serta masyarakat.
“Koordinasi yang solid sangat diperlukan agar sistem peringatan dini bisa berfungsi optimal. Masyarakat juga harus diedukasi mengenai cara merespons informasi cuaca dan melakukan evakuasi mandiri jika diperlukan,” katanya.
Sebagai penutup, ia mengingatkan bahwa kesiapsiagaan adalah tanggung jawab bersama.
“Menghadapi cuaca ekstrem bukan hanya tugas pemerintah, tetapi juga masyarakat. Dengan kerja sama yang baik, kita bisa meminimalkan risiko dan menjaga keamanan bersama,” tandasnya.
Imbauan bagi Masyarakat:
– Hindari aktivitas di luar rumah saat hujan deras dan angin kencang.
– Waspada terhadap pohon tumbang, genangan air, dan tanah longsor.
– Pantau informasi resmi dari BMKG dan pemerintah daerah.
– Siapkan tas darurat berisi dokumen penting, obat-obatan, dan kebutuhan pokok.
Dengan langkah mitigasi yang cepat dan kolaboratif, diharapkan Kabupaten Sumbawa Barat dapat menghadapi cuaca ekstrem dengan lebih baik, mengurangi dampak bencana, serta meningkatkan ketahanan masyarakat.(*)
Kerjasama Publikasi DPRD KSB dengan KMC Media Group