oleh

Anak Pengungsian Gempa Lombok Butuh Perhatian

KMCNews, Tanjung – Anak-anak menjadi salah satu yang terdampak dari gempa berkekuatan 7,0 SR di Lombok, Minggu (5/8) malam. Mereka terpaksa tinggal di tenda-tenda pengungsian dengan asupan alakadarnya.

Rata-rata dari mereka kekurangan makanan, pampers, hingga susu.Para orang tua yang mengungsi di Posko mengeluh karena sejak hari pertama mengungsi sampai saat ini belum mendapat bantuan susu bubuk bagi anak-anak mereka.
“Saya sudah lima hari di sini tapi belum mendapat susu kotak (formula) untuk anak,” kata Wartiah salah seorang pengungsi di Posko Kecamatan Tanjung, Lombok Utara.

Selama berada di pengungsian, anak laki-lakinya yang berusia satu tahun dua bulan terpaksa hanya diberi asupan teh manis sebagai pengganti susu. Padahal, anaknya baru saja berhenti meminum air susu ibu (ASI), sehingga sangat membutuhkan susu formula sebagai asupan gizi untuk diminum setiap hari.

” Sehari setelah berada di pengungsian, anak saya masih bisa meminum susu bubuk yang sempat dibawa dari rumah saat hendak mengungsi. Tidak mau tidak, kini setelah stok sudah habis, anak saya terpaksa tidak lagi meminum susu apa pun selama berada di pengungsian,” imbuhnya.

Berbagai jenis bantuan logistik dari sejumlah pihak diakuinya sudah sangat cukup diterima, namun untuk makanan Balita, pampers, hingga susu masih sangat minim. Padahal, asupan nutrisi yang cukup, mutlak dibutuhkan anak-anak.

” Tak ada satupun barang berharga yang dapat kami bawa saat gempa hebat itu terjadi. Rumah kami luluh lantak sehingga tak memiliki uang untuk membeli kebutuhan anak-anak. Kami berharap agar pemerintah sedianya menyediakan asupan yang dibutuhkan anak-anak sehingga kesehatan mereka dapat terjaga selama berada di pengungsian,” tandasnya.

Hingga berita ini diturunkan, kondisi pengungsian pada Kamis (9/8) cukup baik. Tak kurang dari 700 orang mengungsi di 30 tenda pengungsian yang dibangun warga.

Sebagian warga lainnya berjaga-jaga di sekitar pengungsian. Mereka berjaga-jaga dari kemungkinan adanya pencurian dan serangan hewan buas. (K.SZI/K D)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 komentar